Kesibukan sehari-hari kamu pasti bikin penat badan dan pikiran sehingga seringkali kamu sangat butuh banget sama yang namanya me time dengan ber-spa-ria. Tapi tahu ga sih kamu kalau kegiatan ini juga butuh etika?
Emang gak dipungkiri sih kalau kadang, kita, sebagai pihak pelanggan yang membayar dan mengharapkan perlakuan spa yang baik, seringkali merasa bahwa pelanggan adalah raja. Namun, di balik itu semua, pelanggan spa kan bukan kita doank. Kita bebas melakukan hal-hal yang kita inginkan, namun kebebasan kita tersebut terbatas oleh kebebasan orang lain. Yuk, baca dulu etika dalam melakukan spa di bawah ini.
1. MENENTUKAN PILIHAN SPA
[caption id="" align="aligncenter" width="700"] Spa Treatment[/caption]
Ada baiknya kamu melakukan sedikit observasi sebelum menentukan tempat spa yang ingin dikunjungi. Bisa coba bertanya lewat teman, keluarga, atau mungkin cari referensi dari internet. Referensi yang dicari pun biasanya seputar lokasi, biaya layanan spa, terapis, profesionalitas dan higienitas, kelengkapan fasilitas, hingga tingkat kenyamanan tempat spa tersebut. Setelah itu, kamu bisa hubungi tempat spa tersebut dan melakukan reservasi terhadap layanan yang ingin kamu ambil.
2. DATANG TEPAT WAKTU SESUAI RESERVASI
[caption id="" align="aligncenter" width="662"] On Time[/caption]
Menurut pengalaman aku, ini merupakan suatu hal yang perlu kamu tepati. Karena beberapa kali aku suka dengar "curhat colongan" antara para terapis itu yang mengeluhkan bahwa pelanggan yang sudah reservasi layanan spa belum juga datang setelah beberapa lama. Tahukah kamu bahwa hal tersebut bisa merusak seluruh jadwal salon spa pada hari itu? Iya, karena kan pelanggan yang ingin melakukan layanan spa bukan hanya kita aja. Kegiatan spa juga gak cuma sejam atau dua jam aja lho.. Kalau kamu ambil paket khusus dari kepala hingga kaki, kamu bisa menghabiskan setengah hari berada di salon (pengalamanku, aku bisa menghabiskan kurang lebih 6-7 jam berada di salon). Nah, bagaimana nasib pelanggan yang dijadwalkan melakukan perawatan setelah kamu kalau kamu malah datang ngaret? Jadi hargailah waktumu dan waktu orang lain.
3. PEMBATALAH RESERVASI
Tentunya kita tak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di kemudian waktu. Nah, bila ternyata kamu terpaksa harus membatalkan reservasi, tanyakan kepada pihak spa salon apakah pembatalan tersebut dikenakan biaya. Biasanya sih ini terjadi jika kamu melakukan reservasi dengan sistem bayar dimuka melalui online reservation.
4. AKTIVASI GADGET dan KOMUNIKASI
[caption id="" align="aligncenter" width="662"] Spa Time[/caption]
Hihihi, ini yang paling sering nih terjadi pada saat aku melakukan kegiatan spa di salon. Ketika kita melakukan spa, pastinya ketenangan sebagai media relaksasi (selain kegiatan spa itu sendiri) merupakan hal yang kita harapkan. Tapi ternyata ketenangan itu terusik dengan denting-denting suara gadget tetangga di bilik sebelah. Ah, sebel banget pastinya, kan? Nah, kita bisa berkaca ke pada diri sendiri. Kalau gak mau terusik, bisa matikan handphone atau di set ke mode diam. Bila terpaksa harus menjawab panggilan telepon, pastikan suara yang keluar dari mulut kita tu ga bikin berisik orang lain. Cukuplah yang bisa didengar oleh si penelepon, kita dan si terapis. Kan, spa salon itu tempat umum, bukan tempat pribadi... Jadi, saling jaga kenyamanan di antara para pelanggan salon yang lain ya!
5. PAKAIAN DALAM SEKALI PAKAI
Selama kegiatan spa, kadang kita suka berpikir bahwa apakah kita perlu menanggalkan seluruh pakaian atau tidak. Tenang saja, karena para terapis spa pasti keseluruhannya adalah wanita (kecuali terapis pijat reflexi-nya yang mana biasanya dilakukan terpisah dengan kegiatan spa seluruh badan) dan dilatih untuk menjaga privasi pelanggan, jadi kamu tidak perlu khawatir. Tips aku, kalau memang berniat melakukan spa seluruh badan, persiapkan pakaian ganti (baik pakaian luar maupun pakaian dalam), kadang malah aku suka bawa handuk, sabun dan shampoo sendiri (kalau kegiatan spa yang aku ambil tidak termasuk spa rambut). Kalaupun kamu malas bawa, lakukan ini sebelum reservasi: tanyakan apakah mereka menyediakan pakaian ganti sekali pakai (yang biayanya biasanya dimasukan ke dalam biaya layanan spa).
6. PEMBERIAN UANG TIP
[caption id="" align="aligncenter" width="604"] Uang Tip[/caption]
Kalau ini, kadang aku kasih, kadang ga kasih. Tergantung mood dan seberapa enak nih si mbaknya pijat badanku. Hehehehe. Kalau ini relatif ya, tergantung kesediaan kamu mau kasih uang tip ke terapisnya atau tidak. Tapi ada juga lho yang tidak suka dengan metode pemberian uang tip ini. Contohnya suamiku, menurut dia, pemberian uang tip itu hanya memberikan kebiasaan buruk kepada terapis bahwa mereka bekerja dengan baik asal ada tip-nya, padahal kan mereka juga dapat gaji. Ya masing-masing orang aja deh. Hehehehe. Biasanya sih kalau aku memberikan antara 5-10% dari keseluruhan biaya spa aku. Cuma kalau kalian ingin memberi lebih juga ga dilarang, kok.
Nah demikianlah tips dan trik aku dalam beretika di salon spa. Intinya sih, kita harus saling menghargai satu sama lain, bahkan ke sang terapis. Toh, kita juga sama-sama manusia ini. Tapi kalau ternyata kamu merasa bahwa salon yang kamu kunjungi tidak memberikan pelayanan yang memuaskan, well, either kamu komplen ke pihak salon atau saatnya kamu observasi kembali salon-salon spa yang rekomen.
Happy Spa Time!! XOXO~~
bagian tesulit adalah menentukan pilihan tempat spanya, tapi emang harus trial, makasih untuk tips dan trik etika salon spa nya
BalasHapus